akun twitterku

Follow a_muzt on Twitter

Thursday, September 22, 2011

Jalani Kehidupan Ini dengan Ilmu


Siapakah kita di dunia ini? Untuk apakah kita terlahir di dunia ini? Pertanyaan tersebut haruslah terpatri dalam benak kita semua.
         Kita di dunia ini semata-mata hanyalah sebagai hamba-Nya. Kita terlahir ke dunia ini semata-mata hanyalah untuk menyembah Allah Swt. Dan menuntut ilmu merupakan salah satu wasilah bagi kita untuk menyembah-Nya. Dengan menuntut ilmu kita dapat lebih mengenal Allah.
Ketika kita belajar ilmu hisab, maka sebenarnya kita sedang mendekatkan diri pada Yang Maha Penghisab. Ketika kita mempelajari tentang penciptaan, maka kita akan mengetahui bahwa itu semua tidak terjadi secara kebetulan melainkan dengan adanya peran penting yang dimainkan oleh Yang Maha Pencipta. Ketika kita belajar membuat sesuatu sesempurna mungkin, maka kita akan menyadari bahwa tiada yang sempurna selain Allah.    
        Pertama kali kita keluar dari rahim ibu, kita tak tahu-menahu tentang dunia ini. Kita hanya dapat menagis sekencang-kencangnya. Setelah itu kita diajarkan oleh kedua orangtua kita. Mulai dari telinga kanan kita diadzani sampai telinga kiri di-iqomati. Mereka mengajarkan kita untuk berjalan, untuk berbicara. Tidak hanya itu, mereka juga mendidik kita agar berakhlaqul karimah, agar kita menjadi anak yang sholeh.
           Kita sangatlah membutuhkan pendidikan, karena pendidikan menjadikan kita orang yang lebih baik secara ilmu mau pun akhlaq. Ilmu menjadikan kita sebagai orang yang berwawasan luas. Tetapi, ilmu tanpa akhlaq tidaklah berarti apa-apa. Akhlaq lah yang harus diutamakan, setelah itu barulah ilmu. Al-akhlaq qobla al-ilm.
            Menuntut ilmu merupakan suatu kewajiban bagi setiap muslim di dunia ini. Dan dalam menuntut ilmu kita haruslah bersungguh-sungguh agar kita menjadi orang yang intelek dan berdedikasi tinggi. Rasulullah bersabda: “Tuntutlah ilmu dari dalam buaian sampai akhir hayat.” Oleh karena itu, sudah semestinyalah kita menuntut ilmu sampai akhir hayat kita. Tetapi kita harus menyeimbangkan ulum syar’i dan ulum kauni dengan porsi yang setara. Janganlah kita “menganak tirikan” salah satunya.    
           Tuntutlah ilmu walau ke negeri Cina. Maksudnya bukanlah kita harus menuntut ilmu ke Negeri Tirai Bambu tersebut, melainkan kita boleh menuntut ilmu di negeri yang sangat jauh sekali pun. Kita boleh-boleh saja kok menuntut ilmu ke Saudi, ke Turki bahkan ke Perancis sekalipun. Tetapi, ketika kita berada di negeri jauh tersebut, kita tidak boleh melupakan ajaran Islam. Karena, mungkin di negeri yang jauh tersebut banyak sekali cobaan dan cobaan tersebut bermacam-macam jenisnya.
            Menuntut ilmu sangatlah penting. Ini terbukti sejak zaman dahulu. Nabi Adam diajari oleh Allah Swt. tentang makhluk-makhluk yang ada di muka bumi ini. Pada zaman Rasulullah, Nabi diutus untuk memperbaiki akhlaq orang-orang jahiliyah ketika itu, dan menyempurnakan ajaran dengan membawa Islam. Pada zaman penjajahan, pendidikan di Indonesia hanya untuk kalangan terbatas, seperti bangsawan. Ini dilakukan agar para pribumi tidak menjadi cerdas, agar mereka tak dapat melakukan perlawanan dan mudah untuk dikelabuhi oleh penjajah.
          Tidak ilmu suluh padam. Kira-kira begitulah bunyi sebuah pribahasa. Artinya kalau kita tidak memiliki ilmu maka kita akan “tersesat” dalam lebatnya belantara kehidupan ini. Dan sebaliknya, kalau kita memiliki ilmu maka kita akan mudah menjalani hidup.    
      Rasulullah Saw. kembali bersabda: “Lan yasbi’al mu’minu min khoirin yasma’uhu hatta yakuuna muntahaahul jannah.” Seorang mu’min tidak akan pernah puas menununtut ilmu sampai ia mendapatkan al-jannah. Maka janganlah kita bosan menuntut ilmu agar kita tidak menjadi generasi yang bodoh.
        Tetapi, sebenarnya di dunia ini tidak terdapat orang bodoh, melainkan hanyalah orang-orang yang malas menuntut ilmu. Karena malas menuntut ilmu -mungkin disebabkan banyaknya ilmu yang harus mereka tuntut atau mungkin disibukkan oleh hal yang sifatnya hanya menyia-nyiakan waktu, seperti bermain-main dengan hal yang tidak bermanfaat- pada akhirnya mereka menjadi bodoh. Perspektif seperti ini tidak boleh di pelihara oleh kaum muslimin, karena ilmu sangatlah penting bagi kehidupan kita, di dunia mau pun di akhirat.
               Rasulullah bersabda: “Man araadad dunya fa ‘alaihi bil ilmi, waman araadal akhirata fa ‘alaihi bil ilmi, wa man araada humaa fa ‘alaihi bil ilmi.

No comments:

Post a Comment