akun twitterku

Follow a_muzt on Twitter

Monday, April 23, 2012

Menghargai waktu



Kalian tahu seberapa berharganya waktu? Kata orang barat sih “time is money (waktu adalah uang).”

Kalian tahu seberapa kejamnya waktu? Kata orang timur tengah “al-waqtu kassaif (waktu bagaikan pedang).”

Ya, seperti itulah. Kita dapat menyimpulkan dari 2 perkataan di atas, bahwasannya waktu itu sangat berharga, tak dapat diuangkan. Apakah kita mau umur kita dibeli oleh orang lain? Apakah kita bisa membeli umur orang lain? Jawabannya adalah TIDAK. Karna umur adalah waktu yang telah diberikan kepada setiap individu, tidak dapat dibagi-bagi dengan orang lain. Maka dari itu, waktu lebih berharga daripada emas.

Nah di lain sisi, waktu itu merupakan sosok yang kejam. Bagaimana tidak, ia ibarat sebilah pedang yang kalau kita tidak menggunkannya untuk menebas, maka kitalah yang akan ditebas olehnya. Tinggal bagaimana mau kita, ingin menebas atau ingin ditebas.

Kalau kita tidak mempergunakan waktu dengan baik, maka ibarat seperti sebuah peribahasa “sudah jatuh, tertimpa tangga pula.” Artinya apa? Seperti yang telah disebutkan sebelumnya, kalau kita menyia-nyiakan waktu yang ada maka; udah ga dapet duit kena tebas pula, kasian deh lo.

Maka dari itu, sudah selayaknya bagi kita untuk mempergunakan waktu yang ada dengan optimal, karena kewajiban kita lebih banyak ketimbang waktu yang tersedia. Dan kita juga harus pandai-pandai mengatur waktu, apalagi kalau sudah membuat janji dengan orang lain.


Thursday, September 22, 2011

Jalani Kehidupan Ini dengan Ilmu


Siapakah kita di dunia ini? Untuk apakah kita terlahir di dunia ini? Pertanyaan tersebut haruslah terpatri dalam benak kita semua.
         Kita di dunia ini semata-mata hanyalah sebagai hamba-Nya. Kita terlahir ke dunia ini semata-mata hanyalah untuk menyembah Allah Swt. Dan menuntut ilmu merupakan salah satu wasilah bagi kita untuk menyembah-Nya. Dengan menuntut ilmu kita dapat lebih mengenal Allah.
Ketika kita belajar ilmu hisab, maka sebenarnya kita sedang mendekatkan diri pada Yang Maha Penghisab. Ketika kita mempelajari tentang penciptaan, maka kita akan mengetahui bahwa itu semua tidak terjadi secara kebetulan melainkan dengan adanya peran penting yang dimainkan oleh Yang Maha Pencipta. Ketika kita belajar membuat sesuatu sesempurna mungkin, maka kita akan menyadari bahwa tiada yang sempurna selain Allah.    
        Pertama kali kita keluar dari rahim ibu, kita tak tahu-menahu tentang dunia ini. Kita hanya dapat menagis sekencang-kencangnya. Setelah itu kita diajarkan oleh kedua orangtua kita. Mulai dari telinga kanan kita diadzani sampai telinga kiri di-iqomati. Mereka mengajarkan kita untuk berjalan, untuk berbicara. Tidak hanya itu, mereka juga mendidik kita agar berakhlaqul karimah, agar kita menjadi anak yang sholeh.
           Kita sangatlah membutuhkan pendidikan, karena pendidikan menjadikan kita orang yang lebih baik secara ilmu mau pun akhlaq. Ilmu menjadikan kita sebagai orang yang berwawasan luas. Tetapi, ilmu tanpa akhlaq tidaklah berarti apa-apa. Akhlaq lah yang harus diutamakan, setelah itu barulah ilmu. Al-akhlaq qobla al-ilm.
            Menuntut ilmu merupakan suatu kewajiban bagi setiap muslim di dunia ini. Dan dalam menuntut ilmu kita haruslah bersungguh-sungguh agar kita menjadi orang yang intelek dan berdedikasi tinggi. Rasulullah bersabda: “Tuntutlah ilmu dari dalam buaian sampai akhir hayat.” Oleh karena itu, sudah semestinyalah kita menuntut ilmu sampai akhir hayat kita. Tetapi kita harus menyeimbangkan ulum syar’i dan ulum kauni dengan porsi yang setara. Janganlah kita “menganak tirikan” salah satunya.    
           Tuntutlah ilmu walau ke negeri Cina. Maksudnya bukanlah kita harus menuntut ilmu ke Negeri Tirai Bambu tersebut, melainkan kita boleh menuntut ilmu di negeri yang sangat jauh sekali pun. Kita boleh-boleh saja kok menuntut ilmu ke Saudi, ke Turki bahkan ke Perancis sekalipun. Tetapi, ketika kita berada di negeri jauh tersebut, kita tidak boleh melupakan ajaran Islam. Karena, mungkin di negeri yang jauh tersebut banyak sekali cobaan dan cobaan tersebut bermacam-macam jenisnya.
            Menuntut ilmu sangatlah penting. Ini terbukti sejak zaman dahulu. Nabi Adam diajari oleh Allah Swt. tentang makhluk-makhluk yang ada di muka bumi ini. Pada zaman Rasulullah, Nabi diutus untuk memperbaiki akhlaq orang-orang jahiliyah ketika itu, dan menyempurnakan ajaran dengan membawa Islam. Pada zaman penjajahan, pendidikan di Indonesia hanya untuk kalangan terbatas, seperti bangsawan. Ini dilakukan agar para pribumi tidak menjadi cerdas, agar mereka tak dapat melakukan perlawanan dan mudah untuk dikelabuhi oleh penjajah.
          Tidak ilmu suluh padam. Kira-kira begitulah bunyi sebuah pribahasa. Artinya kalau kita tidak memiliki ilmu maka kita akan “tersesat” dalam lebatnya belantara kehidupan ini. Dan sebaliknya, kalau kita memiliki ilmu maka kita akan mudah menjalani hidup.    
      Rasulullah Saw. kembali bersabda: “Lan yasbi’al mu’minu min khoirin yasma’uhu hatta yakuuna muntahaahul jannah.” Seorang mu’min tidak akan pernah puas menununtut ilmu sampai ia mendapatkan al-jannah. Maka janganlah kita bosan menuntut ilmu agar kita tidak menjadi generasi yang bodoh.
        Tetapi, sebenarnya di dunia ini tidak terdapat orang bodoh, melainkan hanyalah orang-orang yang malas menuntut ilmu. Karena malas menuntut ilmu -mungkin disebabkan banyaknya ilmu yang harus mereka tuntut atau mungkin disibukkan oleh hal yang sifatnya hanya menyia-nyiakan waktu, seperti bermain-main dengan hal yang tidak bermanfaat- pada akhirnya mereka menjadi bodoh. Perspektif seperti ini tidak boleh di pelihara oleh kaum muslimin, karena ilmu sangatlah penting bagi kehidupan kita, di dunia mau pun di akhirat.
               Rasulullah bersabda: “Man araadad dunya fa ‘alaihi bil ilmi, waman araadal akhirata fa ‘alaihi bil ilmi, wa man araada humaa fa ‘alaihi bil ilmi.

Wednesday, August 10, 2011

MERDU

Gitar berteriak dipetik
Oh, tidak, bukan berteriak
Melainkan bersenandung
Mengalunkan nada-nada indah
Seindah suara alam yang terdengar, Kawan
Dengan memainkan kunci-kuncinya
Menghasilkan not-not yang berkesan

Kemudian,
Suara perkusi ditabuh menyusul
Memadukan diri dengan gitar
Tercipta kolaborasi yang berwarna
Sewarna pelangi yang tecitra, Kawan

Bass mengiringi mereka
Memberikan sentuhan bermakna
Selembut angin yang membelai, Kawan
Terlahirlah kesatuan,
dengan vokal mendayu bersama

Kawan
Perhatikanlah,
Mereka refleksi tentramnya semesta
Merdu,
Hingga lalu []

Friday, August 5, 2011

Kisahkan Ceritamu sambil Berjalan

Pengalaman adalah guru yang tegas, karena ia menguji dahulu baru mengajarkan---- Aturan Vernon Saunders
Kalau kata pepatah Arab:
التجريبة خير برهان
“Pengalaman adalah sebaik-baiknya pelajaran”
Setiap insan pasti punya yang namanya masalah, entah itu besar atau kecil. Kalau ada seseorang yang bilang dia ga punya masalah berarti ia tak mengerti hakikat sebenarnya dari masalah tersebut. Masalah itu selalu menghampiri, saling silih berganti. Satu masalah terselesaikan maka masalah lainnya akan datang atau masih ada yang lain yang harus diselesaikan. Terkadang masalah terlihat sangat mengganggu, nyusahin, nyebelin dan lain-lain. Masalah juga dianggap sebagai penghambat untuk kita. Tapi masalah adalah hal yang membutuhkan penyeselaian, pemecahan dari masalah tersebut. Ia adalah pemerbaik diri kita atau bisa jadi pemerosok, tergantung bagaimana kita menanggapinya.
Ketika kita mendapatkan masalah, yang didapat bukanlah satu masalah melainkan sepasang masalah. Mengapa dikatakan sepasang? Satu merupakan masalah itu sendiri dan pasangannya adalah penyelesain. Masalah menghampiri kita, kemudian apa yang kita lakukan? Apakah hanya berdiam diri? Yang jelas, sebagai manusia yang diberi anugrah yang sangat berlimpah, kita harus terus move, on and on. Yang lalu dijadikan pelajaran untuk menghadapi yang berikutnya.
Maka, kisahkanlah ceritamu sambil berjalan. Dan saya memulainya dengan menulis di blog ini.